Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PENGARUH AIR DAN AMPAS TEH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SENGON



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia terletak pada 6’LU sampai 11’LS serta 95’BT sampai 141’BT. Karena letak garis lintang Indonesia tersebut Indonesia memiliki iklim tropis, tentu saja dengan curah hujan yang tinggi. Karena Indonesia memiliki iklim tropis maka sudah sepatutnya negeri ini memiliki biodiversity yang sangat banyak. Banyak jenis flora maupun fauna yang dapat hidup di negeri yang mendapat julukan “gemah ripah loh jinawi”. Salah satunya ialah tanaman sengon, tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di negeri ini. Sebagaimana telah kita ketahui, akhir-akhir ini tumbuhan di bumi sebagian telah berkurang. Bukan hanya disebabkan karena adanya pemanasan global, namun juga disebabkan oleh ulah manusia sendiri.          

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki masalah besar dalam pelestarian atau konservasi lingkungan. Banyak sekali masyarakat yang melakukan penebangan liar dimana-mana. Hal ini merupakan pemicu terjadinya banjir, tanah longsor, dan bencana lainnya. Selain itu, pembangunan industri serta rumah-rumah penduduk yang semakin padat mengakibatkan tumbuhan di Indonesia menjadi berkurang. Dengan adanya masalah ini iklim di Indonesia menjadi tidak menentu. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi masalah tersebut kita harus melakukan konservasi tumbuhan serta penanaman kembali tumbuhan yang berfungsi sebagai penghijauan.
Tanaman sengon merupakan salah satu tanaman yang mendukung kegiatan penghijauan. Selain memiliki manfaat yang besar dalam penghijauan sengon juga mampu menjadi penghijau serta mampu menjadi pohon perindang di berbagai tempat.
Untuk mendapatkan tanaman sengon dengan hasil maksimal perlu pemberian air. Pada percobaan kali ini pemberian air teh beserta ampasnya dan air biasa untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan, sehingga kita bisa menyimpulkan hasil akhir yang spesifik tentang keunggulan air teh beserta ampasnya dan air biasa.

1.2 Rumusan Masalah                                                                                                  
Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan adalah : Adakah pengaruh perbandingan air teh beserta ampasnya dengan air biasa pada pertumbuhan tanaman sengon?

1.3 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian air biasa dan air teh beserta ampasnya pada pertumbuhan tanaman sengon.
                                                                                                      
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan tanaman sengon yang dipengaruhi oleh perbandingan air beserta ampas teh dan air biasa sebagai media penanaman tumbuhan menahun yang bermanfaat bagi kehidupan serta melakukan proses penghijauan dari pemanasan global saat ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Tumbuhan  Sengon
2.1.1 Botani Sengon
            Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Memiliki klasifikasi sebagi berikut :
Divisi            : Spermatophyta
Sub divisi     : Angiospermae
Kelas             : Dicotyledonae
Bangsa           : Fabales
Famili            : Fabaceae
Sub Famili     : Mimosoidae
Marga            : Paraserianthes
Jenis               : Paraserianthes falcataria
Sinonim           : Albizia moluccana Miq. Albiziafalcata Backer; Albizia falcataria (L.) Fosberg.
Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut:
Jawa : jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun sengon tersebut.  
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.

2.1.2 Syarat Tumbuh Sengon
                Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan keasaman tanah sekitar pH 6-7.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.


2.2 Air Beserta Ampas Teh
            Air teh beserta ampasnya ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain polyphonel juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman
Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk ternyata bisa dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika ampas teh ini dijadikan sebagi kompos. Ampas teh mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia .
Ampas teh dapat dikelolah menjadi kompos dengan kwalitas yang baik, dalam pengelolahannya kompos itu dicampur dengan zat tambahan, diantaranya kapur, bekatul, tetes tebu atau gula. Gula dan bekatul merupakan bahan yang bias membangkitkan mikroorganisme yang akan menjadi pestisida. Dengan ditambah gula, mikroba tersebut cepat berkembang dan cukup ampuh membunuh serangga.

2.3 Kerangka Konsep
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya penyiraman dengan air teh beserta ampasnya. Dalam penyiraman dengan air teh beserta ampasnya perlu diperhatikan unsur-unsur yang terkandung didalamnya seperti halnya Tembaga (Cu), Magnesium(Mg) dan Kalsium(Ca) yang dapat membantu pertumbuhan tanaman. Ampas teh mengandung unsur-unsur yaitu Tembaga, Magnesium dan Kalsium yang merupakan unsur – unsur makro dan mikro nutrien yang dibutuhkan dalam proses penyuburan dan pertumbuhan tanaman. Sehingga penyiraman dengan air teh beserta ampasnya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sengon.

2.4 Hipotesa
            Hipotesa yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah: Dalam teori yang sudah dijelaskan disimpulkan bahwa air teh beserta ampasnya dapat mempercepat pertumbuhan  tanaman sengon.
                              

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian pengaruh pemberian air teh beserta ampasnya terhadap pertumbuhan tanaman sengon, metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Dimana dalam penelitian ini, 12 tanaman sengon disiram dengan air teh beserta ampasnya dan 12 tanaman sengon lainnya hanya disiram dengan air biasa. Sehingga akan diketahui perbedaan antara kedua perlakuan tersebut.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
            Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu pada tanggal 13 Januari 2011 sampai dengan tanggal 17 Januari 2011. Tempat yang dipergunakan untuk melakukan penelitian ini adalah lahan kebun bibit PSLK UMM.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah  tanaman sengon, berukuran kecil yang tingginya sekitar 25 cm. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tanaman sengon sebanyak 24 buah yang masih segar, dan bagus sehingga dapat tumbuh dengan baik.

3.4 Variabel
Dalam penelitian terdapat 3 variabel yaitu:
a. Variabel bebas               : Penyiraman dengan air teh beserta ampasnya
b. Variabel  terikat                        : Pertumbuhan tanaman sengon         
c. Variabel kontrol            : Media tanah sebanyak 250 gram, air, suhu dan cahaya
                                             matahari.
3.5 Metode Kerja
3.5.1 Alat dan Bahan
a. 12 Polybag A dan 12 polybag B yang volumenya 250 gr.
b. Bibit tanaman sengon sebanyak 24 bibit.
c. Air biasa
d. Air Teh beserta ampasnya (teh yang digunakan adalah 10 kantung teh celup yang sudah   dicampurkan dengan air sebanyak 2400ml)
e. Tanah
f. Penggaris untuk mengukur kecepatan pertumbuhan.
3.5.2 Cara Kerja
a. Menyediakan semua bahan yang diperlukan dalam penelitian.
b. Memberi tanda A pada 12 polybag dan memberi tanda B pada 12 polybag.
c. Mengisi tanah sebanyak 250 gr kedalam 24 polybag.
d. Menanam tanaman sengon didalam polybag yang sudah disediakan.
        f. Menyiramkan air teh beserta ampasnya sebanyak 100 ml ke tanaman sengon yang  ditanam pada  polybag bertanda A. (perlakuan dengan pemberian teh).
            g. Menyiram dengan air biasa pada polybag bertanda B.
h. Meletakkan polybag pada tempat yang terkena sinar matahari.
            i. Mengamati pertumbuhan tanaman sengon pada polybag A dan B selama dalam masa penelitian.
            j. Melakukan penyiraman secara teratur 2 hari sekali selama dalam masa penelitian.
      h. Mengukur pertumbuhan tanaman pada masing-masing perlakuan untuk mengetahui apakah ada  perbedaan tinggi tanaman sengon yang disiram dengan air teh beserta ampasnya dan yang disiram dengan air biasa.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil  Pengamatan
Berdasarkan penelitian ini, didapatkan data pertambahan panjang (tinggi) tanaman sebagai berikut:

Perlakuan
Nomor Sampel Penelitian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Teh (A)
1,5
3
1
1,5
1
1,5
2,5
2
2
2
Air Biasa (B)
0
1
0,5
0,5
1,5
0,5
0,5
1
0,5
2

4.2  Analisis Statistik
Data yang di dapat di analisis dengan uji t. Analisis statistik meliputi uji homogenitas, pemilihan rumus uji t yang sesuai, penghitungan dan penentuan kriteria penolakan.
TABEL 4.2 TABULASI DATA

A
B
N
10
10
1,8
0,8
S2
0,40
0,35




F       = variansi besar / variansi kecil
= S2 yang bernilai besar / S2 yang bernilai kecil
= 0,40 / 0,35
Fhit   = 1,14

Ftabel ® V1 = n – 1 = 10 – 1 = 9
  V2 = n – 1 = 10 – 1 = 9
              Jadi, F tabel = 3,18
F hitung < F tabel
F tab pada Sujana hal 493, dengan V1= 9 dan V2= 9 pada baris pertama = 3,18
Jadi F tab = 3,18 dengan perbandingan F hit < F tab (1,14 < 3,18). Sehingga kesimpulannya variansi homogen, sehingga digunakan uji t dua sampel bebas variansi homogen.


Hitung dengan rumus:
t      =                    dimana            Sgab =
=                                                       =
=                                                              =
=                                                            =
=                                                                       =  
=          3,57                                                     Sgab = 0,62
            thitung  = 3,57               
                                                                                   
Selanjutnya menentukan batas penolakan hipotesa, dengan rumus matematis
A > B ( pemberian air beserta ampas teh meningkatkan pertumbuhan), dimana α = 5%
a     = 0,05
dk   =   n1 + n2 – 2                                      t  =       1 - a  
=   10 + 10 – 2                                        =       1 – 0,05
=   18                                                      =       0,95


           1,73

3,57
1,73







Hipotesa air beserta ampas teh mempercepat pertumbuhan tanaman sengon diterima

4.3 Pembahasan
Dari data yang diketahui perhitungan yang digunakan untuk pengujian hipotesa, dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesa air teh beserta ampasnya dapat memacu pertumbuhan tanaman sengon diterima. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman meliputi faktor dari dalam dan luar. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. (Syaiful Imran,2009)
Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid ini merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada pada sayur-sayuran, buah-buahan dan minuman seperti teh dan anggur.  (Muhammad Ishak, 2008).
Teh juga menyimpan potensi sebagai sumber mineral tubuh yang penting dalam berbagai proses metabolisme. Sumber mineral muncul baik berupa makro maupun trace mineral. Keduanya sangat diperlukan sebagai nutrisi bagi tubuh. Magnesium dalam teh terlibat 300 macam enzim dalam metabolisme tubuh di samping sebagai pengatur elektrolit tubuh, hormon eceptor, metabolisme vitamin D, dan pembentukan tulang. Teh juga sebagai sumber magnesium bagi tubuh. Kalium dalam teh akan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh berperan pula dalam metabolisme energi, transportasi membran, dan mempertahankan permeabilitas sel. Kalium berfungsi dalam menyampaikan pesan syarat otot (neuromuscular). Kandungan flour berfungsi mempertahankan dan menguatkan gigi agar terhindari dari karies. Teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi. Kandungan natrium juga berperan erat dalam mengatur keseimbangan elektrolit. Fungsi ini juga ada pada kalium. Ada pula unsur kalsium dalam teh yang berguna untuk pembentukan dan memperbaiki tulang.  (Daris Marziq,2009)


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian air teh beserta ampasnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sengon.
5.2 Saran
Disarankan peneliti lain dapat melakukan penelitian ulang dengan cara yang lebih baik terutama pada variable kontrolnya. Walaupun di dalam penelitian ini hipotesa diterima, tapi hasil yang didapat masih kurang maksimal dikarenakan faktor cuaca.


DAFTAR PUSTAKA 

Anonymous.2011.online.http://wapedia.mobi/id/Garis-lintang-indonesia                                 
                          (Diakses pada tanggal 18 Januari 2011) 
      Anonymous.2011.online.http://id.wikipedia.org/wiki/Api-teh                                
 (Diakses pada tanggal 18 Januari 2011)
          Anonymous.2011.online.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan-teh
 (Diakses pada tanggal 18 Januari 2011)
                    Anonymous.2011.online.http://universalkandunganteh.blogspot.com
 (Diakses pada tanggal 18 Januari 2011)               
          Anonymous.2010.online.http://www.baligreen.org/mengenal-ekosistem-indonesia.html
  (Diakases pada tanggal 18 Januari 2011)



REVIEW :
Penelitian ini jika dikaji melalui sudut pandang ekologi termasuk dalam kajian autekologi., dimana autekologi itu sendiri merupakan suatu riset yang apabila dilakukan hanta melibatkan satu spesies (individu) saja yang berinteraksi dengan lingkungannya. 
Individu yang dimaksud disini adalah tanaman sengon yang ditaruh di dalam polybag (satu buah polybag hanya berisi satu sengon), sedangkan lingkungannya adalah tanah yang sudah disiram dengan air dan ampas teh.
Bentuk interaksi terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh tanaman sengon ini adalah tanaman sengon mampu beradaptasi dengan  baik (adaptasi kearah positf) terhadap tanah yang telah di campur dengan air dan ampas teh. Hal ini ditunjukkan dengn tanaman sengon tumbuhnya lebih cepat dibandingkan hanya disiram dengan air biasa.



usya_bio@yahoo.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 komentar:

alfadea mengatakan...

kak yang untuk poin "Melakukan penyiraman secara teratur 2 hari sekali selama dalam masa penelitian." itu menggunakan air biasa atau air teh atau bagaimana?

alfadea mengatakan...

kak tolong dijawab ya.

Unknown mengatakan...

asslm kak kenalin saya badriah siswi SMA dari SMA Dwiwarna bogor.

saya mau nanya, kira2 berapa gram kadar ampas teh untuk dijadikan pupuk suatu tanaman?

makasih kak :)

blogpunyawinda mengatakan...

maaf, baru Online blog lagii.
@ little culen : penyiraman teratur itu yang menggunakan air biasa untuk 12 tanaman, dan 12 tanaman lainnya menggunakan air teh..

@ siti badriah : saat penelitian itu kebetulan tidak menimbang pasti berapa gramnya , jadi untuk 1 bibit tanaman bisa menggunakan 1 kantong teh celup yang telah dibuka daro kantongnya , kemudian di tambahkan air sebanyak 1 liter.

rifdah _ welewele mengatakan...

maaf mbak boleh minta nama pengarang karya ilmiah ini sama tahun. mau saya jadikan tambahan informasi di karya ilmiah?

Posting Komentar